Kamis, 18 September 2014

Memberi Yang Terbaik Bagi Tuhan

MEMBERI YANG TERBAIK BAGI TUHAN

Manusia berarti ‘bagaimana ia bereaksi kepada Allah?’. 
Pdt. Dr. Stephen Tong


“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian….” 
Yoh. 4:23-24

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”   
Rom. 12:1

Menyembah dalam bahasa Ibrani mempunyai pengertian membungkukkan diri (to bend down), yaitu membungkukkan diri untk berbakti dan bersembah sujud kpd Allah. Yoh. 4:23-24 menyatakan “…akan datang saatnya penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran…”, kata ‘benar’, ‘alēthinos’, berarti sejati.   

Ibadah yang sejati adalah ibadah yang memiliki 3 unsur: 1) penyembah yang sejati. 2) penyembahan yang sejati. 3) sesembahan/ilah yang sejati. Yohanes menyatakan ‘akan datang saatnya’, hal ini berarti dari yang belum ada akan menjadi ada suatu penyembahan yang memiliki kesejatian yang murni, bersih dan harum bagi Allah. Paulus dalam Rom. 12:1 mendorong kepada kita untuk beribadah kepada Allah dengan kesejatian. 

Kesejatian dalam ibadah Paulus menyatakan harus adanya persembahan yang hidup, yang kudus & yang berkenan kepada Allah, disimpulkan dalam satu kata BEST.

Baca: Ibr. 4:14-5: 10
“4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
5:1 Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.
5:2 Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,
5:3 yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.
5:4 Dan tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.
5:5 Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",
5:6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
5:7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
5:10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.[1]

Teladan yang dimiliki Yesus Kristus mengenai persembahan yang sejati, harus memiliki 4 prinsip:

BEST  (TERBAIK)
 “Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” 
(Ibr. 4:15 b)

·         Pengertian ‘best’ adalah yang terbaik, terunggul dan  memiliki kualitas tinggi.
·         Sesuatu yang terbaik selalu dihasilkan dari proses yang rumit, detail, beresiko.
Seperti emas murni, kemurniannya terlihat saat wajah sang penempa dapat terlihat pada emas tersebut.  atau,
Sebuah jam tangan seharga U$ 1 juta, yang kerjakan selama 10 tahun dengan kerumitan yang sangat detail. Jam yang dibuat tanpa menggunakan batrei, hanya menggunakan stabilizer detik dengan sebuah batu ruby yang licin, dengan akurasi waktu yang hampir sempurna. atau,
Thomas Alfa Edison, salah satu orang besar di dunia. Tetapi dia pernah dipandang sebagai orang yang paling bodoh dikelasnya, hanya karena dia dianggap terlalu lambat berpikir. Sesungguhnya dia tidak terlalu lambat, tetapi terlalu detail berpikir jika dibanding rekan sekelasnya.
·         Yesus memberikan yang terbaik bagi Allah, dengan menjaga kekudusan diriNya.  Inilah yang dinamakan ‘menantang zaman’, tidak mengikut arus. Berani kehilangan teman, popularitas bahkan hidupNya. Bukan masuk ke dalam pengaruh, tetapi keluar dan menjadi pengaruh.
·         Musuh yang ‘terbaik’ adalah baik. Pemikiran terbaik adalah berpikir lebih dari yang rata-rata adanya.
·         John Wesley :               “ Lakukan semua SEBAIK yang kau bisa,
   Dengan SEPENUH HATI yang kau bisa,
   Dalam SEGALA CARA yang kau bisa,
   Di SEGALA TEMPAT  yang kau bisa,
   Pada SETIAP WAKTU yang kau bisa,
   Kepada SEMUA ORANG yang kau bisa,
   SELAMA MUNGKIN yang kau bisa.”


EMOTION (MELIBATKAN PERASAAN)
“Dalam hidupnya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut…” 
(Ibr. 5:7)

·         Ayat diatas menunjukkan kondisi disaat Yesus akan mengorbankan diriNya sebagai korban tebusan, ada satu perasaan yang mengawali persembahanNya, yaitu pengorbanan perasaan (Mat. 26:39 , 42).
·         Emotion berbeda dengan emotional, pengertian ‘emotion’ menunjukan kepada pelibatan perasaan, ‘emotional’ menunjuk terhanyut perasaan, hal ini berbeda. Yesus memberikan teladan dalam mempersembahkan  hidupnya dengan melibatkan perasaan, bukan terhanyut.
·          ‘melibatkan perasaan’ dinyatakan Yesus Mat. 22:37 “Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”,  ‘segenap hati’ disebutkan yang pertama ini menunjukkan yang utama, terpenting dan acuan awal. 
·         Michele Angelo, seorang pelukis besar, kunci yang menjadikan karya-karyanya hidup adalah keterlibatan perasaannya dalam mengerjakan karyanya. Saat mengerjakan sebuah karya, Michele memberikan empaty kepada objek yang akan dilukisnya, sehingga saat melukisnya dia sanggup mencurahkan makna dibalik warna yang ditorehkannya.
·         Perasaan akan menilai antara baik dan terbaik, dalam setiap proses.



SACRIFICE (PENGORBANAN)
“Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat….” 
(Ibr. 5:9a)

·         Pengorbanan berbicara mengenai 2 hal:
1)         Penanggalan diri, mengesampingkan hak yang dimiliki. (Fil. 2:7)
2)         Memberi,  pemberian yang murni, tulus, tidak ada kepalsuan/bayangan.
·         Dalam pengorbanan pasti ada kemurnian kasih, dalam kasih belum tentu ada pengorbanan. Karena pengorbanan adalah wujud kasih yang sesungguhnya.
Seorang Polikarpus, murid Irenus, Irenus adalah murid rasul Yohanes. Saat tentara Roma menyuruhnya menyangkal Yesus dia mengatakan “selama 84 tahun Tuhan Yesus tidak pernah bersalah sekalipun kepadaku. Ia begitu mencintaiku. Silahkan jika mau membakar saya, saya tidak tega melawan Tuhan.”.  atau,
Seorang ayah yang memberikan ginjal bagi anaknya.



TOTALLY (TOTALITAS)
“…dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya….”
( Ibr. 5:9b-10)

Yesus menunjukan totalitas hidupnya dari kesempurnaan misi yang diselesaikannya. Totalitas Yesus Kristus dapat diperhatikan dari Yoh. 19:30 “Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.”

Totalitas memiliki 2 pengertian:  
-          Memberikan dengan tuntas "Sudah selesai." ,
-          Memberikan dengan penuh/utuh “ menyerahkan nyawa-Nya”.

·         Kol.3:23 “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”


 Mari kita memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Apapun yang kita lakukan untuk Tuhan tidak pernah sia-sia, Tuhan memperhitungkan semuanya, dan Tuhan telah menyediakan mahkota kemuliaan saatNya nanti.
 Amin.



















[1] Melkisedek. Seorang raja dari Salem (= Yerusalem). Namanya berarti "raja keadilan ". Dialah imam Allah yang Mahatinggi , yang pernah memberkati Abraham (Kej. 14:18-20). Raja Israel disebut "imam menurut peraturan Melkisedek" (Mzm. 110:4). Gelar itu diterapkan kepada Yesus Kristus sehingga Ia menjadi Imam yang lebih tinggi dari pada Lewi atau Harun (Ibr. 7).
Sumber Ensiklopedi Alkitab MK 2 mencatat, Ibr. Malki-tsedeq berarti sedek ialah raja (ku), ibr 7:2 ‘raja kebenaran’. Latar belakang penetapan peraturan menurut Melkisedek seperti Mzm 110:4 terdapat dalam hal penaklukan Yerusalem oleh Daud kira-kira tahun 1000 sM, dan berdasarkan ini Daud dan keturunannya menjadi ahli waris atas jabatan imam-raja dari Melkisedek. Raja yang ditetapkan dengan cara demikian disebut Yesus dan orang sezamannya sebagai Mesias, anak Daud (Mrk 12:35).
Mm]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar